Thank You..

Welcome!!
Thanks for visit my blog, subscribe me on facebook..
Sama-sama belajar nulis yuk, dan jangan lupa komentarnya yah bagi yang udah mampir.. (^.^)

Minggu, 16 Oktober 2011

Mengenal dan Membuat Barcode


1.  Sejarah Barcode
          Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industry. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
       Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.
       Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
       Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industry.
       Pada tanggal 3 April 1973: Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industry.

2.  Pengertian Barcode
          Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi yang dikodekan dalam barcode. Barcode ini sering digunakan di toko-toko, swalayan atau supermarket untuk membantu dalam melacak barang yang dibeli serta memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah diprogram melalui entri data (database).

3.  Jenis - Jenis Barcode
       Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini kita bisa memasukkan data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode, lain halnya dengan barcode linear yang kemampuan menyimpan datanya terbatas.
       Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode, seperti pada daftar berikut :
  • Uniform Product Code (UPC) : Untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail.
  • Code 39 (Code 3 of 9) Identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan.
  • POSTNET Kode pos encoding di US mail.
  • European Article Number (EAN) : Sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara.
  • Japanese Article Number (JAN) : Serupa dengan EAN, digunakan di Jepang.
  • Bookland : Berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku.
  •  ISSN bar code : Berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS.
  • Code 128 : Digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak.
  •  Interleaved 2 of 5 : Digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.
  • Codabar : Digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank daerah.
  • MICR (Magnetic Ink Character Recognition) : Sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.
  •  OCR-A : Format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia.
  •  OCR-B : Digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.
  • Maxicode : Digunakan oleh United Parcel Service.
  •  PDF417 : Suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file data (PDF).

4.  Gambar Jenis - Jenis Barcode


5.  Tipe Barcode
       Tipe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.

6.  Cara Membaca Barcode
       Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number)–13. EAN-13 standar terdiri 13 digit, dengan pembagian digitnya :
  1. Kode negara atau kode sistem : 3 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar.
  2. Manufacturer Code : Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.
  3. Product Code : 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.
  4. Check Digit atau Checksum : Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar.
            Untuk membaca barcode ini diperlukan sebuah alat pembaca barcode atau barcode scanner dengan menggunakan sinar laser yang sensitif terhadap refleksi dari ketebalan garis, jarak atau ruang antar baris dan variasi lainnya. Data tersebut dibaca oleh barcode scanner yang kemudian ditranfer ke komputer untuk diolah lalu ditampilkan sebagai data yang terbaca oleh manusia.
7.  Kegunaan & Keuntungan Barcode
-       Berdasarkan kegunaannya terdapat 5 kategori kegunaan barcode, yaitu :
  • Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.
  • Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
  • Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
  • Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
  • Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
  • Barcode untuk keperluan lain – lain.
-       Keuntungan penggunaan barcode, yaitu :
  • Proses Input Data lebih cepat, karena Barcode Scanner dapat membaca/merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.
  • Proses Input Data lebih tepat, karena Teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
  • Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
  • Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.
  • Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan
  • Memiliki nilai tawar lebih tinggi / prestise serta kemampuan bersaing dengan saingan / kompetitor akan lebih terjaga.
8.  Cara Membuat Barcode
       Dari penjelasan singkat diatas tadi, saya ingin mencoba membuat barcode sendiri. Sebelum membuat barcode tentunya kita harus membuat database dari benda atau barang atau apapun itu yang ingin kita jadikan databasenya untuk pembuatan barcode.
       Misalnya saya mempunyai suatu perusahaan yang memproduksi makanan kemasan yang serupa namun memiliki banyak jenis. Dari penjelasan mengenai pembacaan barcode diatas didapat bahwa 5 digit kode yang digunakan untuk suatu produk.

Berikut ini kode-kode yang saya gunakan untuk keterangan suatu produk yang saya akan buat :
Kode 1 untuk tanggal produksi
Kode 2 untuk tanggal kadaluarsa
Kode 3 untuk jenis makanan
Kode 4 untuk tempat produksi
Kode 5 untuk harga makanan

       Diatas adalah kode produk yang akan saya gunakan, sedangkan kode perusahaan yang saya pakai misalnya “1445” kode perusahaan ini yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.

Apabila telah dibuat ketentuan kode produk, maka saya akan memproduksi suatu makanan, yang databasenya telah dibuat untuk keterangan suatu produk makanan.

-          Berikut databasenya :
Produk 1 :                                        Produk 2 :                              Produk 3 :     
1. 16-10-2011                                   1. 11-11-2011                          1. 15-03-2011
2. 16-01-2012                                   2. 11-11-2012                          2. 20-03-2011
3. Snack siap makan                          3. Snack olahan                         3. Roti
4. Bandung                                        4. Bekasi                                   4. Cikarang
5. Rp 3.000                                       5. Rp 2.500                               5. Rp 9.900

       Dari database yang ada, maka saya dapat membuat barcodenya dengan menggunakan aplikasi “online barcode generator”. Apabila telah jadi barcode seperti gambar dibawah kemudian discan dengan menggunakan barcode scanner maka akan terbaca sesuai dengan database yang saya buat.

 

langkah-langkah untuk membuat barcode sendiri :
  1. buka http://www.morovia.com/free-online-barcode-generator/
  2. pilih barcode format, misalnya EAN-13
  3. masukkan kode yang telah dibuat ke dalam data to encode
  4. submit
jadi deh barcode yang kita buat..
selamat mencoba semoga bermanfaat..



Sabtu, 08 Oktober 2011

Perkembangan Teknologi Penyimpan Data


PENDAHULUAN
       Tempat untuk menyimpan sejumlah data dari hasil dari input disebut dengan media simpan elektronik atau dalam bahasa komputernya disebut drive. Drive ini berfungsi untuk memberikan alamat pada drive tersebut. Alamat drive terdiri dari satu karakter yang selalu diikuti tanda” :”.
Contoh :
Alamat Drive A : Berfungsi untuk menyimpan data kedalam disket (Floppy
disk).
Alamat Drive C : Berfungsi untuk menyimpan data program atau program
system kedalam harddisk.
Alamat Drive D : Sama dengan Hard disk
Alamat Drive E : Berfungsi untuk cd drive / CD ROM
Alamat Drive F : Berfungsi untuk eksternal hardware seperti Flash disk USB

ISI
Media Penyimpanan Magnetik (Magnetic Storage Media)
1). Hard Disk
Hard disk (hard drive atau fixet disk) media ini bersifat non-volatile, artinya dapat menyimpan data meskipun tidak ada aliran listrik. Selain sebagai penyimpanan data, hard disk juga berfungsi sebagai boot device. Hard disk merupakan salah satu jenis piringan magnetic yang memiliki kapasitas yang besar. Hard disk memiliki piringan metal yang dapat dilapisi dengan bahan yang memungkinkan data dapat disimpan dalam bentuk titik-titik. Kapasitas (kemampuan) Hard disk yang saat ini beredar dipasaran berkisar antara 20 GB sampai 40 GB, dan pada saat ini sudah mencapai > 1TB (Terra Byte).
2). Floppy Disk Drive (Disket)
Floppy disk drive (disket) merupakan memory penyimpanan yang terdiri atau satu buah platter dan dilindungi oleh penutup berbentuk kotak tipis. Floppy disk drive (disket) digunakan untuk menyimpan data dari satu computer lain. Disket berisi sebuah piringan magnetic. Pembacaan dan penulisan data ke piringan magnetic dilakukan melalui head yang akan menempel kepermukaan piringan.



PENUTUP

       Dari bahasan tersebut diatas, dapat dilihat perbedaan dari hard disk dan floppy disk. Dilihat dari kapasitas penyimpanan yang jauh berbeda dari itu pula dapat dilihat perkembangan teknologi yang sangat maju pada saat ini. Bahkan sekarang ada Hard Disk external yang dapat dibawa-bawa dengan ukuran yang kecil dan kapasitas penyimpanan yang sangat besar, sedangkan Floppy Disk pada saat ini sudah tidak lagi digunakan.


Sumber : 
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/media-penyimpanan-data.html