SISTEM
INFORMASI PERUSAHAAN
v Definisi
Sistem
Informasi Perusahaan adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat melakukan
semua tugas akuntansi standar bagi semua unit organisasi secara terintegrasi
dan terkoordinasi.
Pengertian
lain dari Sistem Informasi Perusahaan adalah Platform teknologi yang bisa
menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu informasi secara
logical, sehingga perusahaan/organisasi mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dengan mudah.
v Konsep
·
Executive Information Systems (EIS) /
Executive Support Systems (ESS):
Executive
Information System (EIS) atau disebut juga sebagai Executive Support
System (ESS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang
memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses data dan informasi, sehingga dapat
dilakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi
dasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis.
·
Enterprise Information Systems (EntIS):
Enterprise
information systems (EntIS) merupakan sistem kecerdasan bisnis yang
mencakup seluruh bagian organisasi korporat dan tidak hanya membatasi hanya
pada eksekutif saja. Sistem ini umumnya diterapkan dalam bentuk
aplikasi-aplikasi web yang memfasilitasi pertukaran informasi.
Kenapa
Enterprise ??
Karena
sistem ini mencakup seluruh setproses yang dilakukan oleh organisasi,
seperti :
§ Manufaktur,
§ Penjualan,
§ Pembelian,
§ Dan
fungsi bisnis lainnya.
Tujuan
EntIS :
§ EntIS
menyediakan data yang digunakan manajer untuk membuat sebuah keputusan dalam
merencanakan dan mengendalikan proses bisnis.
Contoh
EntIS :
§ Sistem
yang memungkinkan manajemen atas seluruh sumber daya manufaktur (MRP) yang berasal
dari area manufaktur.
v Evolusi Sistem Informasi Eksekutif (EIS).
Pada era 90-an para pekerja teknologi
informasi (ahli perangkat lunak) mengenal suatu sistem
informasi yaitu Sistem Informasi Eksekutif, sistem ini diperuntukkan
bagi kalangan atas dalam perusahaan (Direktur,CEO, manajer senior,dll). Sistem
Informasi Eksekutif sangat membantu sekali bagi para petinggi perusahaan,
petinggi perusahaan diberikan kemudahan dengan langsung bisa mengontrol
langsung keadaan bisnis yang sedang dijalani.
Sistem
Informasi Eksekutif menjadi sangat berguna sekali karena memudahkan para
petinggi melihat perkembangan perusahaannya secara real time, selain itu SIE
juga memberikan fasilitas Drill Down, yaitu memberikan suatu informasi yang
semakin detail (Model Kerucut). Jadi petinggi tidak akan bingung mencari apa
yang membuat bisnisnya tambah sukses dan apa bisnisnya mengalami
penurunan. Kita tahu sendiri, para petinggi rata-rata orang yang sudah
tua, banyak uang dan pengennya seenaknya sendiri. Dia ingin melihat
perkembangan bisnis dengan cara yang mudah, tidak membingungkan, tidak melalui
proses yang panjang. Alasan inilah yang memicu munculnya Sistem Informasi
Eksekutif. Ini juga menjadi lahan yang subur bagi para ahli perangkat lunak
untuk membuat sistem informasi eksekutif yang pastinya perangkat lunak yang
dihasilkan akan mendatangkan banyak uang.
Di era
sekarang tahun 2000-an perkembangan teknologi tidak mampu diprediksi seberapa
pesatnya. Buktinya adalah munculnya HP yang berkamera, MP3, touch screen,
komputer mini, laptop, hingga Sistem Operasi Android yang kini sedang populer
sekali.
Sistem
Informasi Eksekutif di Indonesia juga tidak mau ketinggalan, sekarang sudah
banyak perusahaan yang telah menggunakan sistem ini. Mereke percaya, dengan
sistem ini perusahaannya akan semakin maju dengan pesat karena ada suatu sistem
yang mampu memberikan informasi yang tepat, cepat, akurat, dan juga para
petinggi gampang untuk menganalisa dan mengambil keputusan untuk kemajuan
perusahaannya.
Semua yang ada pasti punya keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan
Sistem Informasi Eksekutif. Sistem ini tidak luput dengan kekurangan, yaitu:
·
Fungsinya sangat terbatas, tidak mampu melakukan
perhitungan secara kompleks.
·
Perusahaan akan berfikir dua kali untuk membuat suatu
Sistem Informasi Eksekutif, mengingat biaya pembuatan Sistem Informasi
Eksekutif sangatlah mahal.
·
Banyak orang yang salah persepsi mengenai cara kerja
EIS itu sendiri yang dianggap sebagai suatu sistem yang terpisah dari
modul-modul teknologi informasi lain dalam perusahaan. Sebenarnya SIE hanya
melakukan peringkasan data dari sistem basis data yang telah ada. Jika data
pada database utama tidak reliable atau memiliki struktur yang buruk, maka
informasi yang dihasilkan oleh sistem EIS pun tidak memiliki kualitas yang
baik.
·
Tidak adanya prosedur yang baik untuk menjaga agar
data yang ada selalu up-to-data. Seringkali para eksekutif mengeluh bahwa
laporan EIS yang diterima sudah usang, atau tidak lagi sesuai dengan kebutuhan
pada saat itu. Jika modul EIS yang dimiliki terintegrasi dengan sistem basis
data, maka yang perlu dipelihara adalah mekanisme keteraturan dalam melakukan
update data dari ke hari; sedangkan jika sistem EIS yang dimiliki tidak
terintegrasi dengan sistem basis datanya, maka mekanisme yang harus dijaga
adalah keteraturan melakukan interfacing antara sistem basis data dengan modul
EIS yang ada, baik secara manual maupun dibantu dengan program komputer.
·
karena modul EIS yang ada terlampau sederhana (tidak
banyak memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan advanced features)
sehingga sulit mengakomodasikan keperluan masing-masing eksekutif yang
terkadang berbeda satu sama lain (unik) dan berubah-ubah dalam tempo yang
sangat cepat.
§ Karakteristik
EIS:
·
Dibuat untuk individual executive users.
·
Mengekstrak, menyaring (filter), menyingkat
dan melacak “critical data”
·
Menyediakan on-line status access.
·
Mengakses dan mengintegrasikan data internal
dan eksternal.
·
Bersifat user friendly.
·
Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa
perantara.
§ Konsep Dasar Sistem Informasi
Eksekutif.
Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep
manajemen. Ada 3 konsep yang perlu dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu
keberhasilan (critical success factors), management by exception, dan model
mental. Dengan Penjelasan sebagai berikut :
1. Faktor Penentu Keberhasilan (Critical Success Factor).
Faktor yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis kegiatan organisasi.
Factor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda beda tergantung dari
kegiatan yang dilakukan. Tahun 1961 D. Donald Daniel dari McKinsey &
Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini bervariasi
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri kendaraan bermotor, CSF
(critical success factors) yang diyakini adalah model, jaringan dealer yang efisien,
dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien. Sebagai contoh misalnya sebagai
berikut CSF dari industri asuransi jiwa adalah pengembangan personil manajemen agen,
pengendalian personil administratif,
dan inovasi menciptakan produk produk asuransi.
2. Management by Exception (MBE).
Perbandingan
antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja actual. Sehingga informasi
dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan
seperti perangkat lunak EIS yang dapat mengidentifikasi perkecualian perkecualian
secara otomatis dan membuatnya diperhatikan oleh eksekutif.
3. Model Mental.
Peran utama
EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data dan informasi bervolume besar
untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut pemampatan
informasi (information compression) dan menghasilkan suatu gambaran atau model
mental dari operasi perusahaan.
Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan istilah model
mental, yakni “memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan,
untuk memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk
mengendalikan pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian
melalui pengganti (proxy).
v Evolusi Sistem Informasi Perusahaan.
Dimulai
dengan ide untuk membuat suatu tempat penyimpanan yang dapat
diakses oleh seluruh resource yang ada di dalam
perusahaan.
Tahun 1960, Sistem Pengolahan Transaksi Berevolusi menjadi:
‐
Sistem
Informasi Manajemen (SIM).
Alasan
penggunaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) karena para manajer tidak puas hanya menghitung apa yang
telah terjadi di dalam bisnis, mereka
ingin mengendalikan bisnis
di masa depan.
‐
Sistem
Pencatatan Kebutuhan Material (MRP).
MRP
pertama kali dikembangkan di area manufaktur untuk mengawasi permasalahan
pengendalian persediaan yang rumit.
MRP
II:
‐
Menyatukan proses bisnis yang sebelumnya dipandang
sebagai proses-proses yang terpisah. Menyatukan berbagai proses
berarti mengintegrasikan berbagai sistem Informasi terpisah untuk proses tersebut.
‐
Menggambarkan
perubahan pola pikir manajemen untuk memperlakukan berbagai proses yang terpisah tetapi berkaitan erat sebagai
satu kesatuan. Enterprise
Resource Planning (ERP) merupakan seluruh sistem informasi mengenai berbagai proses di dalam batas
perusahaan dikonsolidasi.
Penerapan Sistem Informasi Perusahaan Terdapat 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan ketika memulai untuk menerapkan Sistem Informasi Perusahaan (EntIS), yaitu:
1. Pemilihan
penjual perangkat lunak,
2. Pelatihan
pemakai,
3. dan Pendekatan
peralihan.
§ Kegagalan
Sistem Informasi Perusahaan:
Kegagalan Sistem Informasi Perusahaan mencakup proyek yang ditinggalkan sebelum penerapannya, sehingga organisasi
kembali menggunakan sistem informasi
perusahaan terdahulu.
Langkah-langkah
yang dapat diambil organisasi untuk meminimalkan kemungkinan kegagalan
sistem informasiperusahaan:
‐
Mengerti
kerumitan organisasi.
‐
Mengenali
proses yang dapat menurun nilainya bila standarisasi dipaksakan.
‐
Mencapai
konsensus dalam organisasi sebelum memutuskan untuk menerapkan sistem informasi
perusahaan
§ Sistem Informasi Perusahaan dan
Web:
1. Kemudahaan Penggunaan
‐
Web browser
umum digunakan oleh pekerja kantor serta memiliki interface yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
‐
Komunikasi ke
pelanggan atau mitra bisnis melalui web browser membuat perangkat lunak ERP tidak perlu dipasang pada komputer
organisasi.
‐
World Wide
Web dapat menyediakan Web portal tempat umum dimana para pengunjung web dapat menjalankan aplikasi dan jasa lain
untuk berbagai aplikasi dari penjual ERP.
2. Masalah Pelanggan
‐
Perbedaan
metode interaksi bisnis ke bisnis dengan interaksi bisnis kekonsumen dapat menciptakan kesulitan bagi organisasi yang
menggunakan aplikasi ERP.
‐
Untuk
mempermudah masalah, organisasi dapat memilih hanya memperbolehkan transaksi bisnis
ke bisnis untuk berhubungan dengan sistem
informasi perusahaan mereka.
§ Masa Depan Sistem Informasi Perusahaan:
Pertumbuhan industri ERP lebih dari 30 persen
per tahun, sehingga sulit untuk membuat prediksi ke masa depan.
Ada
dua arah yang sedang ditempuh industri tersebut untuk membuat prediksi ke masa
depan, yaitu:
‐
Pengembangan
sistem informasi perusahaan yang lebih cepat.
‐
Perubahan
yang lebih luas dari perencanaan sumber daya perusahaan menjadi manajemen sumber daya perusahaan (gerakan
untuk merencanakan dan mengendalikan berbagai proses bisnis dengan mengendalikan
deskripsi proses dan data).
v Peran
Eksekutif dan Kebutuhan Informasi
Beberapa pandangan tentang apa yang
dilakukan eksekutif:
1.
Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi
manajemen yang sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf, mengarahkan
dan mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif,
sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2.
Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran,
tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran
keputusan adalah negotiator. Salah satu
contoh, seorang manajer puncak berunding dalam
menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding
tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3.
Agenda
dan jaringan Kotter, menurut Prof. John
P. Kotter dari Harvard para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan
mengikuti strategi tiga tahap:
a.
Menetapkan
agenda tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka
pendek),
b.
Membangun
jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda
tersebut,
c.
Menetapkan
lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja
mencapai agenda itu.
Pikiran manajer sering
dipandang sebagai black box, yang tidak boleh dibuka.
Menurut Prof. Daniel J. Isenberg dari Harvard, bahwa eksekutif berpikir mengenai
dua kelompok umum masalah, bagaimana membuat sesuatu
dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil
masalah utama atau sasaran umum. Seorang eksekutif sering melompat
dari definisi masalah ke penerapan solusi
dan kemudian kembali ke evaluasi alternatif. Eksekutif memang sering
membuat keputusan rasional, tetapi mungkin tidak selalu
merupakan hasil dari mengikuti serangkaian langkah-langkah yang terdefinisikan
secara baik dalam urutan yang sama.
§
Kebutuhan
Informasi Eksekutif yang Unik
Eksekutif memiliki
tanggung jawab yang unik dan terlibat dalam proses berpikir yang unik, mereka
juga memiliki kebutuhan informasi yang unik. Ada 2 penelitian mengenai
penggunaan informasi oleh eksekutif.
a.
Penelitian
Mintzberg; orang pertama melakukan penelitian formal mengenai
kebutuhan informasi eksekutif. Ada 5
kegiatan dasar yang membentuk waktu CEO – tugas administrasi (desk work)
22%, panggilan telepon 6%, pertemuan tak terjadwal 10%, pertemuan terjadwal
59%, dan kunjungan 3%.
b.
Penelitian
Jones dan McCleod; penelitian mengenai arus informasi masuk dari 5
eksekutif. Para eksekutif tersebut mencakup CEO
suatu rangkaian toko pengecer, CEO suatu bank, presiden direktur suatu
perusahaan asuransi, wakil presiden direktur keuangan, dan wakil presiden
direktur perpajakan.
§
Saran-saran
untuk Memperbaiki Sistem Informasi Eksekutif.
Eksekutif
harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan peran
komputer dalam sistem informasi mereka. Ada 5 langkah yang bisa dilakukan:
1.
Mencatat
transaksi-transaksi informasi yang masuk: Data dapat dimasukkan dalam database
dan dapat disiapkan laporan yang memungkinkan eksekutif menjawab setiap pertanyaan.
2.
Merangsang
sumber-sumber yang bernilai tinggi: Dengan teridentifikasinya sumber-sumber bernilai
tinggi, eksekutif kemudian dapat bertindak untuk memudahkan komunikasi
sumber-sumber tersebut.
3.
Memanfaatkan
peluang: Jika sepotong informasi yang baik datang eksekutif harus meraihnya.
4.
Menyesuaikan
sistem pada perorangan: Sesuai penelitian Jones dan McCleod, tiap eksekutif
memiliki gaya pengumpulan informasi yang unik.
5. Memanfaatkan teknologi: Eksekutif
umumnya berpikiran terbuka mengenai sistem informasi mereka dan akan
mempertimbangkan cara apapun untuk memperbaikinya.
v Karakteristik
dan Kemampuan Informasi EIS.
Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan
eksekutif istilah executive support system (ESS) sering dipertukarkan dengan executive
information system (EIS).
Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan
sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi
eksekutif puncak. Di sisi lain, ESS adalah sistem pendukung komprehensif yang
mempunyai kemampuan lebih dari EIS. ESS menyangkut juga sistem komunikasi,
otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan intelejensia.
Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah
kemampuan melihat rincian, menginformasikan faktor keberhasilan kritikal (critical
success factors), akses status, analisis, pelaporan eksepsi (exception
reporting), penggunaan warna, navigasi informasi, dan komunikasi.
Satu kemampuan utama ESS adalah kemampuan
menyajikan data rinci atas informasi ringkas. Faktor keberhasilan kritikal
dapat dimonitor dengan lima tipe informasi, yaitu narasi masalah kritikal, diagram
penjelas, keuangan tingkat puncak, faktor kunci, dan laporan pertanggungjawaban
terinci. Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat
menggunakan ESS untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.
Sistem komunikasi sangat dibutuhkan oleh top
ekskutif. Dalam ESS, sistem komunikasi dapat mengirim atau menerima e-mail,
mengirim laporan untuk mendapatkan perhatian seseorang, memanggil rapat, atau
memberikan komentar ke suatu kelompok diskusi di Internet.